PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Umum RA. KARTINI Kabupaten Jepara)

Nasikhatun Najah, Kharis Raharjo, Rita Andini

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode Activity Based Costing System dalam kaitannya dengan penentuan tarif jasa rawat inap pada RSU RA. Kartini Jepara dan untuk mengetahui perbandingan besarnya tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode yang diterapkan rumah sakit selama ini dengan metode Activity Based Costing System pada RSU RA. Kartini Jepara. Serta menjadi salah satu masukan yang memberikan informasi mengenai metode Activity Based Costing System terutama dalam penerapannya pada sebuah rumah sakit yang orientasi utamanya adalah pelayanan masyarakat.
Penelitian ini dilaksanakan pada RSU RA. Kartini Jepara yang terletak di Jl. K. H. Wahid Hasyim No. 175 Bapangan Jepara. Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif komparatif yaitu analisis tarif rumah sakit saat ini, menetapkan metode biaya berdasarkan Activity Based Costing System, kemudian membandingkan tarif jasa rawat inap rumah sakit berdasarkan Activity Based Costing System dengan realisasinya. Data-data penelitian didapat dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dengan bagian keuangan dan bidang pelayanan medik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari perhitungan tarif rawat inap dengan menggunakan Activity Based Costing System, apabila dibandingkan dengan tarif yang digunakan oleh rumah sakit maka Activity Based Costing System memberikan hasil yang lebih besar untuk Kelas I sebesar Rp. 126.972,14, Kelas II sebesar Rp. 124.359,04, dan Kelas III sebesar Rp. 119.076,10. dan memberikan hasil yang lebih kecil untuk Kelas VIP A sebesar Rp. 147.354,06, dan VIP B sebesar Rp. 139.736,68. Terjadinya selisih harga dikarenakan pada metode Activity Based Costing, pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk. Pada metode akuntansi biaya tradisional biaya overhead pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu cost driver saja, yaitu jumlah hari rawat inap pasien sehingga dalam perhitungan harga pokok tidak memperoleh hasil yang tepat. Akibatnya cenderung terjadi distorsi pada pembebanan biaya overhead. Sedangkan pada metode ABC, biaya overhead pada masing-masing produk dibebankan pada banyak cost driver. Sehingga dalam metode ABC, telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas, yaitu: jumlah hari rawat inap, jumlah pasien dan luas ruang per kelas sehingga perhitungan harga pokok dan harga jual jasa lebih tepat dan akurat.
Kata kunci : Activity Based Costing System, Cost Driver.

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.