Literasi Media Sebagai Pengantisipasi Pelecehan Seksual Pada Anak dan Remaja (Studi Kasus di Kelurahan Pudakpayung Kecamatan Banyumanik Kotamadia Semarang )

Rekno Sulandjari

Sari


Akhir-akhir ini kian merajalela tren korban dan pelaku pelecehan seksual tak hanya pada korban orang dewasa namun sudah menjangkit pada usia belia. Tidak hanya menimpa orang dewasa, anak-anakpun berpotensi menjadi korban dan pelaku pelecehan seksual. Pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi atau mengarah kepada hal-hal seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran sehingga menimbulkan reaksi negatif seperti malu, marah, benci, tersinggung, dan sebagainya pada diri individu yang menjadi korban pelecehan tersebut. Rentang pelecehan seksual ini sangat luas, yakni meliputi: main mata, siulan nakal, komentar berkonotasi seks atau gender, humor porno, cubitan, colekan, tepukan atau sentuhan di bagian tubuh tertentu, gerakan tertentu atau isyarat yang bersifat seksual, ajakan berkencan dengan iming-iming atau ancaman, ajakan melakukan hubungan seksual hingga perkosaan (Rivai, dkk. 2012:7).

Melalui literasi media dan pola asuh yang tepat diharapkan mampu meminimalisir pelecehan seksual pada anak dan remaja ini. Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan literasi media pada antisipasi pelecehan seksual pada anak dan remaja maka diperoleh temuan bahwa literasi media orang tua mayoritas masuk kategori tinggi yaitu sebesar yaitu sebesar 51 %  dan sebesar 53,39% responden mampu mengantisipasi pelecehan seksual yang terjadi pada dirinya, yaitu dengan membatasi pemakaian media massa (baik internet, gadget, TV dan lain sebagainya) serta melakukan tindakan dengan melawan dan atau berteriak (ketika orang asing meraba/menyentuh baian mulut, dada, pantat dan kelamin) serta tak segan-segan menceritakan apa yang dialaminya sehari-hari dengan orang tuanya. Key Words : Literasi, Media, Pelecehan, Seksual


Teks Lengkap:

PDF

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.