PEMBERITAAN KORUPTOR PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF GENDER

Sinung Utami Hasri Habsari, Andi Tri Haryono

Abstract


Gender merupakan wacana sosial yang mempersepsikan berbagaimanifestasi peran laki-laki dan perempuan dalam suatu hubungan sosial (socialconstruction).Sehingga, pemahaman tentang gendersering dikaitkan dengan budaya masyarakat dalam menata hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai peran dan kegiatannya. Ketidakadilan gender merupakan masalah yang masih sering ditemui hingga saat ini. Salah satu institusi yang melanggengkan ketidakadilan gender adalah media massa.
Korupsi adalah masalah serius di Indonesia dan semestinya di back up oleh media sebagaimana tugas media sebagai kontrol sosial adalah melindungi kepentingan-kepentingan masyarakat. Korupsi tidak mengenal jenis kelamin, laki-laki dan perempuan bisa terlibat dalam kasus korupsi sejauh ada akses, dan minimnya tanggung jawab dan komitmen. Akan tetapi pemberitaan di media massa cenderung memberitakan yang berbeda antara koruptor laki-laki dan perempuan.
Artikel ini mencoba mengkaji bagaimana media merepresentasikan berita-berita yang melibatkan perempuan, khususnya dalam kasus korupsi. Dalam memberitakan perempuan korupsi, ada kesan fungsi media sebagai pembawa informasi dan sekaligus pengawasan menjadi tidak berlaku. Salah satu perempuan yang menghiasi pemberitaan media adalah Angelina Sondakh terkait kasus dugaan suap proyek Wisma Atlet Jakabaring, Palembang dan menjadi topik laporan utama Majalah Berita Mingguan Tempo 13-19 Februari 2013.
Dalam menganalisa teks perempuan koruptor dalam majalah Tempo, digunakan metode analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis/CDA) model Teun van Dijk untuk membongkar tabir ideologi dalam teks media. Analisa wacana adalah suatu analisis untuk membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu.
Hasil analisa menunjukkan adanya perbedaan dalam pemberitaan kasus korupsi Wisma Atlet yang melibatkan Muhammad Nazaruddin dan Angelina Sondakh. Pemberitan koruptor perempuan di media massa mengkonstruksikan perempuan dengan identitas gendernya yang disebut femininitas. Femininitas merupakan wacana yang membentuk subyektivitas praktik-praktik sosial yang menciptakan identitas perempuan, menata hidupnya, mengatur hubungan-hubungan sosialnya dengan sesama perempuan maupun dengan laki-laki atau bahkan mengintervensi tubuhnya. Femininitas dalam media massa sebenarnya adalah representasi dari bagaimana laki-laki melihat perempuan seperti yang diinginkannya.
Keywords : Media, Korupsi, Perempuan, Representasi

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.