HUBUNGAN KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KONSUMERISME KARYAWAN ALFAMART KECAMATAN TEMBALANG SEMARANG

Rekno Sulandjari

Sari


Pasar ritel sangat dibutuhkan oleh keluarga di era yang sangat individualistk dewasa ini. Bisnis yang melayani kebutuhan sehari-hari semakin bertumbuh secara nasional tidak saja menguntungkan peritel besar atau produsen barang namun juga menguntungkan konsumennya yang mengetahui perkembangan harga yang ditawarkan. Bidang sosial budaya masyarakat turut menjadi faktor pertumbuhan pasar ritel. Masyarakat yang semakin aktif dalam kehidupan sosial akan meningkatkan aktivitas pengadaan barang dan jasa guna memfasilitasi kegiatan mereka. Demikian juga adanya kemajuan teknologi memberi kesempatan kepada produsen untuk menawarkan produk baru yang lebih memikat dengan cepat. Peritel mempunyai kesempatan menawarkan produk baru sehingga produk yang baru berusia/berumur 1 tahun atau 6 bulan setelah diluncurkan ke masyarakat menjadi kalah daya pikatnya sehingga harganya perlu diturunkan. Dan tidak semua konsumen mengetahui perubahan harga ini, sehingga sangat menguntungkan karyawan untuk memborongnya untuk memenuhi baik kebutuhan maupun keinginannya sekaligus sebagai pandangan bahwa hal itu akan menguntungkan organisasinya. Interaksi dengan pimpinan terkait dengan banyaknya keuntungan dan atau lakunya produk akan menambah kemudahan dalam meraih tujuan komunikasi organisasi. Komunikasi dalam organisasi juga dapat diartikan sebagai komunikasi suatu organisasi yang dilakukan pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan khalayak yang ada kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang serasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi (Effendy,1989:214). Jika keinginan tak dipenuhi maka yang terasakan adalah kesakitan yang terbawa pada perasaan tersiksa, terampas, merana, menggigau hingga keinginan kematian. Namun ketika keinginannya tercukupi maka yang dirasakan adalah keterpesonaan, bergairah, berpijar dan bersemangat. Hasrat yang ada pada seseorang untuk memiliki barang tertentu di sini bersifat terbangun (karena melihat sesuatu yang menstimulinya), merebut,menggoda dan kekuatan yang merangsang yang teramat sangat yang dalam hal ini disebut sebagai istilah konsumerisme (Ratneshwar, 2005:97). Budaya konsumen dewasa ini dipandang sebagai kegiatan yang semakin meningkat dalam kehidupan sehari-hari sebagai khalayak sasaran produsen, sehingga memaksimalkan pengeluaran dalam kehidupan keluarga demi kebutuhan keseharian mereka (Roche, 2009: 49). Hal ini semakin memposisikan karyawan sebagai sosok yang diperhitungkan dalam pemasaran produk. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui lebih lanjut tentang hubungan peran komunikasi organisasi pada perilaku konsumerisme karyawan Alfamart. Luaran penelitian diharapkan bisa melahirkan formula karakter individu karyawan khususnya agar konsumerisme karyawan bisa ditekan sedemikian rupa atau diarahkan dalam bentuk kompensasi yang lainnya yang bersifat positif, dengan tujuan tak mempengaruhi kepribadian dan perkembangan moral yang negatif di masa mendatang. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuantitatif dengan pendekatan penelitian survey kepada para karyawaan yang sudah bekerja di Alfamaret minimal 6 bulan di Tembalang Semarang. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah karyawan Alfamart Jl. Tirta Agung Raya, Jl. Elang Raya, Jl. Damar Raya, Jl.Fatmawati No.76, Jl. Ketileng Raya No. 42, Banjarsari No.57, Jl. Bukit Kencana Meteseh, Alfamart Jl. Mulawarman dan Alfamart Jl. Ngesrep Timur V/69 dengan mengambil masing-masing 3 responden sebagai populasi objek penelitiannya. Pada masing-masing tempat jumlah karyawan sebesar 7 sampai dengan 9 karyawan. Sehingga total karyawan yang menjadi sampel penelitian ini adalah 20 orang.
Kata Kunci : Komunikasi, Organisasi, Ritel, Konsumerisme

Teks Lengkap:

PDF

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.