DILEMA KENAIKAN BBM

Maria Magdalena Minarsih

Abstract


Setiap bulan Januari pemerintah selalu mengajukan RAPBN ke DPR, dimana dalam RAPBN tersebut diajukan rencana biaya dan pendapatan untuk 1 tahun ke depan. Dalam RAPBN yang diajukan termuat juga asumsi-asumsi yang berlaku. Salah satu asumsi yang digunakan untuk menghitung harga BBM adalah harga minyak dunia berkisar USD 80 per barel ,sedangkan saat ini harga minyak dunia diatas USD 100 per barel. Dalam perjalanan waktu selama Januari sampai April kenyataannya asumsi tersebut berubah, sehingg harus diadakan penyesuaian dalam APBN. Harga BBM harus dinaikkan agar subsidi tidak terlalu besar. Informasi kenaikan tersebut mengundang pro kontra di masyarakat dan anggota dewan. Pemerintah menaikkan harga BBM dengan pertimbangan agar subsidi BBM tidak terlalu besar, bagi masyarakat miskin pemerintah memberikan BLT (Bantuan Tunai Langsung). Dalam kenyataannya bantuan yang diberikan pemerintah banyak yang tidak tepat sasaran, karena yang menerimanya justru bukan dari masyarakat miskin. Keputusan apapun yang diambil Pemerintah hendaknya berpuhak pada rakyat.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan BBM adalah :

 

1. Pemerintah harus membuat perencanaan yang matang tentang BBM baik mengenai penggunaan maupun untuk mencari sumber minyak baru atau mencari alternative pengganti BBM.

 

2. Penghematan subsidi BBM digunakan untuk perbaikan infrastruktur dan pendidikan, karena masih banyak masyarakat yang belum dapat menikmati pendidikan. Infrastruktur yang ada perlu diperbaiki. Dengan infrastruktur yang memadai akan memperlancar perekonomian.

 

3. Perlunya penghematan belanja pemerintah, karena belanja pemerintah membengkak dengan adanya tambahan pegawai di lingkungan kepresidenan ( wakil menteri, satgas dll)

 

Kata Kunci: RAPBN, BBM, BLT


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.