KLANTE BETON, BANGUNAN PENGENDALI PENYEBARAN ECENG GONDOK DI RAWA PENING YANG BERFUNGSI SEBAGAI JEMBATAN PENGHUBUNG ANTAR KECAMATAN

Widayat Amariansah

Abstract


Waduk Rawapening seluas 2770 ha yang terletak di Kabupaten Semarang, merupakan sumberdaya alam yang dimanfaatkan potensinya untuk irigasi, PLTA Jelok-Timo, air baku, perikanan, pariwisata, produksi humus, kerajinan tangan dan pengendalian banjir. Keberadaan Rawa Pening juga menunjang pengembangan segitiga emas Joglosemar, yang selaras dengan penetapan Rawa Pening sebagai obyek wisata nasional sesuai Kesepakatan Bali tentang Pengelolaan Danau Berkelanjutan pada 13 Agustus 2009 yang ditandatangani 9 kementerian. Saat ini Rawapening mengalami problem serius tentang pertumbuhan eceng gondok yang tak terkendali sehingga luas permukaan air menyusut hingga 30%. Kondisi ini tidak hanya mengurangi suplai debit irigasi, PLTA dan air baku tapi juga menimbulkan banjir rutin di bagian hulu Rawapening dan kematian ratusan ton ikan keramba apung setiap tahun karena terjadi pendangkalan rawa akibat pembusukan eceng gondok yang kekurangan O2 dan sinar matahari. Jika kondisi ini dibiarkan, PSPK UKSW (2010) memprediksikan sebagian besar Rawapening akan menjadi daratan tahun 2020. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasinya adalah membuat klante beton untuk menyaring dan mengendalikan pertumbuhan eceng gondok sehingga gulma tersebut tidak mengalir ke Sungai Tuntang. Eceng gondok yang tertahan di klante akan dibersihkan secara mekanis dengan amphybious cutter tractor untuk kemudian dimanfaatkan limbahnya oleh penduduk sebagai bahan baku kompos, kerajinan tangan, biogas dan sebagainya.

Kata kunci : Rawapening, eceng gondok, klante


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.