EFEKTIFITAS KOMUNIKASI MEDIA SOSIAL DALAM MEMAHAMI PERAN ELSIMIL UNTUK MENEKAN ANGKA STUNTING DI INDONESIA

Rekno Sulandjari, Heru Sri Wulan, Dheasey Amboningtyas, Leonardo Budi Hasiholan

Sari


Fenomena penggunaan media sosial sebagai media edukasi stunting  di masyarakat secara umum, khususnya juga bagi pasangan yang siap menikah, atau hanya sekedar informasi bagi kalangan remaja, baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini sangat ditunjang dengan perkembangan kemajuan teknologi digital dalam hal ini media sosial. Seiring dengan kemudahan dalam mendapatkan jaringan internet di berbagai daerah dan lokasi di seluruh wilayah Indonesia. 

Sebelumnya banyak kalangan pasangan muda yang sudah menikah, maupun warga yang belum berkeinginan menikah karena belum menemukan pasangan yang sesuai, memiliki pemahaman stunting dari informasi orang-orang terdekatnya atau bahkan dari opinion leader di lingkungannya. Bisa juga diperoleh dari pengalamanya sendiri ketika diasuh dan dicukupi kebutuhan gizinya oleh orang tuanya. Namun sekarang sudah mulai bisa mendapatkan informasi tentang edukasi stunting melalui platform online.

Penelitian ini menggunakan metode analisis semiotik terhadap komentar para netizen (warga net) yang secara sengaja memberikan komentarnya pada pemberitaan yang terkait dengan Elsimil pada media Instagram (IG). Dalam rangkaian narasi komentar netizen tersebut peran bahasa menjadi penting. Bahasa menjadi medium yang mengartikan atau mempresentasikan makna yang ingin dikomunikasikan oleh pelakunya.

Meskipun masyarakat mayoritas sangat mendukung program Elsimil sebagai salah satu syarat yang harus diterapkan dalam prosedur pernikahan, namun belum bisa mendapatkan hasil secara signifikan untuk efektivitasnya dalam mencegah stunting. Selain program elsimil dalam pencegahan stunting ini baru disosialisasikan di pertengahan tahun 2022 dan diimplementasikan di beberapa kota besar di akhir tahun lalu, meskipun prediksi keberhasilan dalam penvegahan stunting sangat memungkinkan.

Kata Kunci: Efektivitas, Media Sosial, Fisimil, Stunting

 

The phenomenon of using social media as a medium for stunting education in society in general, especially for couples who are ready to marry, or just information for teenagers, both men and women. This is greatly supported by the development of advances in digital technology, in this case, social media. Along with the ease of getting internet networks in various regions and locations throughout Indonesia.

Previously, many young married couples, as well as residents who did not wish to get married because they had not found a suitable partner, had an understanding of stunting from information from those closest to them or even from opinion leaders in their environment. It can also be obtained from his own experience when he was raised and fulfilled his nutritional needs by his parents. However, now we are starting to be able to get information about stunting education through online platforms.

This study uses a semiotic analysis method for the comments of netizens (net citizens) who deliberately comment on news related to Elsimil on Instagram (IG) media. In this series of narrative comments by netizens, the role of language is important. Language becomes a medium that interprets or represents the meaning that the actor wants to communicate.

Even though the majority community strongly supports the Elsimil program as one of the conditions that must be applied in the marriage procedure, they have not been able to obtain significant results for its effectiveness in preventing stunting. In addition to the ELSIMIL program in preventing stunting, it was only socialized in the middle of 2022 and implemented in several big cities at the end of last year, even though the prediction of success in preventing stunting is very possible.

Keywords: Effectiveness, Social Media, Elsimil, Stunting


Teks Lengkap:

PDF

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.